BMKG: Warga Sedang Susah, Hentikan Sebar Berita Hoax Tsunami Selat Sunda

CYBER INDONESIA
CYBER INDONESIA
Pemandangan dari udara kawasan pemukiman nelayan di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Selasa (24/12). Warga Kampung Sumur berlari menyelamatkan diri ke bukit saat tsunami menerjang. (Merdeka.com/Arie Basuki)
Pemandangan dari udara kawasan pemukiman nelayan di Kampung Sumur Pesisir, Pandeglang, Banten, Selasa (24/12). Warga Kampung Sumur berlari menyelamatkan diri ke bukit saat tsunami menerjang. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati menyayangkan banyaknya hoax terkait tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung.

Dia menilai salah satu hoax yang paling meresahkan yaitu mengenai adanya sirene yang disebut dibunyikan oleh BMKG.

“Contohnya, isu terakhir BMKG membunyikan sirene, peringatan dini tsunami Selat Sunda. Sehingga masyarakat di sana resah. Setelah kami bantah, hoaksnya berubah, sirene BMKG konslet,” ucap Dwikora di kantornya, Jakarta, Senin (24/12/2018).

Dia meminta masyarakat untuk menyaring segala Informasi yang muncul terkait bencana tsunami Selat Sunda.

Untuk itu, dia meminta agar masyarakat terus memantau informasi dari sumber-sumber resmi seperti BMKG dan BNPB.

“Kami mohon untuk tetap memonitor info BMKG setiap waktu menjelang kondisi ekstrim. Dengan memonitor info-info BMKG, jadi tidak terpancing isu yang menyesatkan,” ucap Dwikorita. 

Dia meminta kepada seluruh pihak yang selama ini menyebar informasi tsunami Selat Sunda dari sumber yang tidak jelas untuk menghentikan aksinya itu.

“Masyarakat kita sudah susah menjadi korban bencana. Mohon jangan ditambah susah dengan isu-isu menyesatkan. Mengatakan sirene BMKG konslet, mengatakan BMKG menyalahkan sirene untuk evakuasi tsunami,” ucap mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM).

Percayakan pada Informasi Resmi

Dia meminta masyarakat mempercayai dengan info langsung melalui akun media sosial instansi pemerintah seperti BMKG, BNPB dan Badang Geologi. 

“Jadi mohon percayakan saja ke info BMKG. Jangan ke akun-akun yang tidak dapat dipertanggung jawabkan. Dan untuk kegunungapian percayakan saja ke Magma Indonesia. Itu mobile apps dari badan geologi. Jika ada kebingungan, segera cek di masing-masing, atau telepon langsung,” pungkasnya.

SEBARKAN

Pos terkait