Liputan6.com, Jakarta – Berita bohong alias hoax tak dimungkiri bersarang di sejumlah media sosial besar, sebut saja Facebook dan Twitter. Namun, bukan berarti perusahaan ini berdiam diri untuk menangkal peredaran hoax.
Menariknya, jika disandingkan siapa yang lebih gesit memerangi hoax, Facebook ternyata lebih unggul ketimbang Twitter dalam hal tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, Facebook mengungguli Twitter dalam menumpas hoax pada periode 2015 sampai pertengahan Juli 2018.
Seperti dilansir The Verge, Senin (17/9/2018), bukti kalau Facebook lebih baik ketimbang Twitter dalam memerangi hoax, tertuang dalam hasil penelitian lewat lebih dari 570 situs web oleh Universitas Stanford dan Universitas New York, Amerika Serikat (AS).
Dari hasil itu, 570 situs web ini dikategorikan sebagai produsen hoax menurut kelompok peneliti PolitiFact dan FactCheck.
Lebih lanjut hasil penelitian mengungkapkan bahwa penyebaran hoax di Facebook hingga Juli 2018 menurun 60 persen, sementara Twitter malah meningkat.
“Kami menemukan hasil interaksi pengguna yang berhubungan dengan situs berita palsu, semakin meningkat di Facebook dan Twitter mulai awal 2015 hingga 2016, tepatnya pemilu AS selesai. Kemudian setengahnya menurun di Facebook dan meningkat di Twitter,” tutur peneliti dalam studi Tren Difusi Misinformasi di Media Sosial.
Para peneliti juga mengungkap penyebaran berita palsu di Facebook dan Twitter sangat berpengaruh.
Pasalnya, jika dilihat dari rasio penyebaran hoax pada Facebook, terbilang cukup besar pada awal 2015 hingga 2016. Namun setelahnya, rasio penyebaran justru menurun.
“Rasio keterlibatan Facebook dan Twitter itu kalau dibandingkan seperti 40:1 di awal periode hingga akhir 2016, dan setelahnya turun menjadi 15:1 di akhir periode,” ujar peneliti.
Basmi Hoax hingga Akun Palsu, Ini Upaya Facebook Lindungi Pemilu
Banyak pihak selama ini menilai Facebook salah satu biang kerok terjadinya kecurangan Pemilihan Umum di Amerika Serikat.
Untuk membersihkan namanya dari tudingan tersebut, beberapa waktu lalu CEO Facebook Mark Zuckerberg mengambil langkah melindungi kegiatan Pemilu dari berbagai kemungkinan kecurangan dan eksploitasi platform-nya.
Diumumkan VP of Product Management Facebook Guy Rosen melalui keterangan yang diterima Tekno Liputan6.com, Rabu (4/4/2018), Facebook berupaya mencegah serangan yang membahayakan kehidupan demokrasi. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh Facebook untuk melindungi Pemilu.
“Pertama adalah memberantas campur tangan pihak asing,” kata Rosen.
Selanjutnya, Facebook juga berupaya menghapus akun-akun palsu yang tersebar di platform tersebut.
Ketiga, Facebook meningkatkan transparansi iklan dan keempat, Facebook terus mengurangi maraknya penyebaran berita palsu alias hoax.
Lebih lanjut, Chief Security Officer Facebook Alex Stamos mengatakan, ada berbagai jenis konten negatif termasuk hoax yang disebarkan di Facebook dengan beragam motif berbeda dari si penyebar.
“Masalah umum yang terjadi adalah adanya identitas palsu, audiens palsu, fakta palsu, serta naratif palsu. Naratif palsu paling yang tersulit diatasi karena tiap perusahaan media dan konsumen bisa memiliki pandangan berbeda tentang naratif yang dianggap pantas meski mereka pada dasarnya sepakat dengan faktanya,” kata Stamos.
Dia menjelaskan, motif umum yang paling sering bagi penyebar disinformasi adalah uang.
“Kebanyakan informasi menyesatkan yang kita temui, baik dilihat secara kuantitas maupunjangkauan, dibuat oleh grup yang secara finansial menghasilkan uang dengan mendorong trafik ke website yang mereka miliki,” ujar Stamos.
Hapus Akun Palsu
Selanjutnya terkait pemberantasan akun palsu, Facebook mengklaim pihaknya kini makin pintar dalam mendeteksi dan mengatasi akun palsu.
Facebook menyebut pihaknya bisa memblokir jutaan akun palsu tiap harinya, bahkan sebelum akun-akun palsu tersebut berbuat kejahatan. Semuanya dilakukan dengan bantuan machine learning.
“Machine learning memungkinkan kami menemukan kegiatan mencurigakan tanpa memeriksa kontennya,” kata Product Manager Facebook Samidh Chakrabarti.
Tidak hanya itu, Facebook juga menggunakan perangkat investigasi baru, sehingga kini pihaknya bisa proaktif mencari tipe kegiatan terkait pemilu yang mungkin berbahaya. Misalnya Pages tak jelas yang menyebarkan konten tak autentik.
“Jika menemukannya, kami akan mengirimkan akun tersebut ke tim pemantau,” tutur Chakrabarti.
Jika terbukti melanggar, Pages pun bakal langsung dihapus. Sekadar diketahui, Faebook kini punya 20.000 pegawai untuk memberantas konten negatif termasuk Pages yang tak jelas.
(Vivi Hartini/Jek)