SIDOARJO – Kasus perselingkuhan kembali mencuat di Sidoarjo, Jawa Timur. Kali ini, seorang wanita berinisial NT diduga menjalankan modus sebagai pelakor (perebut laki orang), yang menyebabkan kehancuran rumah tangga.
Menurut keterangan dari sumber terpercaya, NT, yang dikenal memiliki hubungan dekat dengan pria berstatus suami, diduga sengaja mendekati korban dengan memanfaatkan kelemahan emosional dan finansial.
NT, seorang wanita yang sempat viral karena mengaku hamil dengan seorang oknum anggota Polresta Sidoarjo. Namun, investigasi mendalam oleh tim Cyber Kilat Indonesia mengungkap fakta mengejutkan tentang NT, yang ternyata dikenal sebagai “pelakor kelas kakap.”(Selasa 17 Desember 2024).
Menurut berbagai sumber terpercaya, NT sempat viral di media sosial Facebook karena ulahnya memesan buah parsel senilai Rp 450 ribu tanpa membayarnya. Hal ini diungkapkan oleh seorang narasumber yang enggan disebutkan namanya.
Memeras Istri Oknum dengan Ancaman,tidak berhenti di situ, NT juga diketahui pernah memeras istri seorang oknum anggota Polresta Sidoarjo, yang berprofesi sebagai dokter. Dengan ancaman menyebarkan foto bersama suaminya, NT meminta sejumlah uang kepada sang istri. Modus liciknya akhirnya terbongkar setelah dilakukan investigasi oleh tim Cyber Kilat.
Gaya Hidup “Elit” dan Licik,meski memiliki kondisi ekonomi sulit, NT kerap menampilkan gaya hidup bak orang kaya. Ia pernah memesan baju seharga Rp 250 ribu tetapi mengklaim harganya Rp 1,250 juta ke oknum anggota Polresta Sidoarjo. Tidak hanya itu, NT juga sering meminjam perhiasan seperti gelang dan kalung hanya untuk berfoto.
Modus “Hamil dan Keguguran” Dalam aksinya, NT sering mengancam para korbannya dengan klaim bahwa ia hamil, namun kemudian menggugurkan kandungannya. Modus ini ia gunakan untuk menekan para pria yang terjebak dalam jaringannya.
Tim Cyber Kilat Meluruskan Pemberitaan, Tim Cyber Kilat Indonesia merasa perlu meluruskan pemberitaan yang sempat viral di Berita Istana dan akun TikTok Mata Jateng. Berdasarkan hasil investigasi mereka, NT bukanlah korban, melainkan pelaku yang memanfaatkan berbagai modus licik untuk meraih keuntungan pribadi.
Kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat untuk lebih waspada terhadap manipulasi dan ancaman dari individu seperti NT. Semoga kasus ini dapat menjadi pelajaran berharga, sekaligus membuka mata semua pihak untuk tidak mudah terjebak oleh tipu daya semacam ini.(Ridho)